Review Kurikulum Merdeka Prodi PS bersama Prof. Heru Kurnianto

Merdeka Belajar-Kampus Merdeka adalah salah satu kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Salah satu bentuk programnya adalah dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memiliki hak belajar diluar program studinya. Kebijakan ini tentu berimplikasi pada perubahan kurikulum belajar, yang kemudian selanjutnya diberi nama sebagai Kurikulum Merdeka. Proses penyesuaian hingga diskusi mendalam yang melibatkan banyak kalangan perlu dilakukan untuk dapat menghasilakan kurikulum belajar yang memuat poin-poin inti dari Kurikulum Merdeka itu sendiri.
UIN Sunan Kalijaga sudah memutuskan untuk memberlakukan Kurikulum Merdeka di semester Ganjil tahun ajaran 2020/2021 ini. Sehingga banyak cara yang dilakukan masing-masing Program Studi untuk bisa merealisasikan Kurikulum Merdeka di tahun ini. Seperti acara yang digarap oleh Program Studi Perbankan Syariah FEBI UIN Sunan Kalijaga, 22 Oktober 2020 kemarin, yakni Redesain Kurikulum Program Studi Perbankan Syariah FEBI UIN Sunan Kalijaga. Kegiatan tersebut melibatkan akademisi, praktisi, hingga perwakilan alumni. Dari akademisi, Program Studi Perbankan Syariah menghadirkan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. H. Heru Kurnianto Tjanjono, S.E., M.M. Sedangkan dari praktisi dihadiri oleh Dr. Hatifuddin S.S., M.Si dari BNI Syariah. Acara tersebut dilaksanakan, baik secara luring maupun daring mulai dari pukul 09.00 – 16.00 WIB.
Acara ini memberikan diskusi mendalam mengenai tantangan dan strategi kedepan dalam pembelajaran di tingkat Perguruan Tinggi, serta dalam pengimplementasian Kurikulum Merdeka itu sendiri, khususnya bagi Program Studi Perbankan Syariah. Menurut Prof. Dr. H. Heru Kurnianto Tjanjono, S.E., M.M., Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan dan keleluasaan bagi Universitas, misalnya terkait membangun Prodi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan industry. Dan yang menjadi salah satu tantangannya adalah bagaimana Program Studi dapat memberikan soul bagi Kurikulum Merdeka tersebut. Ia juga menambahkan, 3 konsep yang harus dimuat dalam Kurikulum Merdeka, yaitu being, knowing, dan doing. Sehingga harapannya, Program Studi dapat mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara intelektual tapi juga memilki mindset solutif.