Kebijakan Lockdown Malaysia : Dampaknya Terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Webinar Series 03 ini mengusung tema “Kebijakan Lockdown Malaysia: Dampaknya terhadap Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat” dimana tim Webinar berhasil mengundang bapak M. Mahbubi Ali, Ph.D, Kepala Riset Ekonomi dan Keuangan Islam, International Institute of Advanced Islamic Studies (IAIS) Malaysia. Webinar Series 03 yang dilaksanakan oleh Program Studi Manajemen Keuangan Syariah ini dilaksanakan pada Senin, 13 April 2020 pukul 10.00 WIB dengan menggunakan media daring Aplikasi Zoom. Acara ini dipandu langsung oleh Ibu Sunarsih selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Keuangan Syariah.

Melihat terjadinya pandemi di dunia secara umum, tidak menutup kemungkinan bahwa pandemi juga pernah terjadi di sejarah Islam, dalam kesempatan ini bapak Ali Mahbubi juga menjelaskan sejarah pandemi dalam Islam, materi ini dipaparkan secara rinci dengan menjelaskan beberapa istilah pandemi, diantaranya :

  1. Wabah Shirawayh. Wabah ini dianggap sebagai kejadian pandemi pertama yang terjadi pada masyarakat muslim pada 627-628 M di ibu kota Persia.
  2. Wabah Amwas. Wabah ini awalnya menyerang sebuah desa kecil bernama Amwas yang terletak di Palestina anatara Jerussalem dan Al-Ramlah pada tahun 638-639 M. Sebanyak 25.000 orang meninggal termasuk orang-orang yang dekat dengan Rasulullah.
  3. Wabah Kufah. Wabah ini terjadi di Kufah pada 669 M di masa khalifah Muawiyah dari Bani Umayyah.
  4. Wabah Al-Jarif. Jenis wabah ini menyapu Irak selatan lewat Basar seperti banjir, terjadi diperkirakan tahun 688-689 M. Dalam tiga hari berturut-turut sebanyak 70.000, 71.000, dan 73.000 orang korban yang meninggal di bulan April 689 M.
  5. Wabah Fatayat. Wabah al-Fatayat terjadi di Basrah, Kufah Waset, dan Damaskus pada 706 M. Diberi nama Plague of Fatayat karena kebanyakan korban meninggal adalah pelayan perempuan dan winata muda.
  6. Wabah Al-Ashraf. Sesuai dengan namanya, korban wabah Al-Ashraf kebanyakan adalah laki-laki dari kalangan bangsawan. Wabah terjadi di Irak dan Suriah pada 716 M selama pemerintahan Al-Hajjaj.
  7. Wabah 743-744 M. Wabah ini dilaporkan membunuh 100 ribu orang di wilayah Mesopotamia dan 20 ribu jiwa setiap hari selama satu bulan di wilayah Bosrah dan Hawran.
  8. Wabah Salam. Serangan wabah ini terjadi di Basrah pada 750 M dan Damaskus pada 754 M. Serangan paling parah terjadi saat Ramadhan dengan tingkat kematian seribu per hari. Sekitar 70 ribu orang mati di hari pertama dan jumlah yang sma meninggal di hari kedua.

Selain menjelaskan sejarah pandemi di dunia dan sejarah pandemi dalam Islam, bapak Ali Mahbubi mengabarkan kondisi terkini Covid-19 secara global per tanggal 13 April 2020. Dimana kasus Covid-19 sudah sebanyak 1.844.410 kasus, jumlah kematian sebanyak 113.672 korban, korban sembuh sebanyak 421.497 orang dengan jumlah negara yang terinfeksi sebanyak 210 negara termasuk Malaysia. Dari sekian banyak kasus yang telah disebutkan sebelumnya, adapun jumlah kasus secara keseluruhan di Malaysia sendiri sebanyak 4.683 kasus dengan kasus baru sebanyak 153 per tanggal 12 April 2020. Selain itu, korban yang masih dirawat sebanyak 2.499, korban sembuh sebanyak 2.108 dan jumlah kematian sebanyak 73 korban. Namun, ini adalah kondisi terkini, yaitu setalah diberlakukannya lockdown oleh pemerintah Malaysia.

Negeri Jiran Malaysia pertama kali mengonfirmasi kasus infeksi virus corona pertama sejak 25 Januari 2020, semenjak itu kasus dan korban dari Covid-19 terus bertambah hinggi akhirnya pemerintah Malaysia mengambil opsi lockdown di negaranya. Di Malaysia sendiri lockdown dikenal dengan istilah MCO (Malaysia Movemonet Control). MCO 2020 atau Perintah Kendali Pergerakan Malaysia 2020 merujuk kepada pembatasan yang diterapkan sebagai langkah pencegahan pandemi Covid-19 oleh pemerintah federal Malaysia pada 18 Maret 2020, yang di Indonesia dikenal dengan istilah Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB). Peristiwa ini umumnya disebut di beberapa media dalam dan luar negeri sebagai penutupan sebagaian Malaysia atau penutupan Malaysia. Adapun prosedur yang diberlakukan Malaysia sebagai berikut.

  1. Pelarangan pergerakan massal di seluruh negeri termasuk dalam kegiatan agama, olahraga, sosial dan budaya.
  2. Sanksi akan diberlakukan mencakup semua orang Malaysia yang bepergian ke luar negeri. Untuk mereka yang baru saja kembali dari luar negeri, merekaharus menjalani pemeriksaan kesehatan dan melakukankarantina (atau karantina sendiri) selama 14 hari.
  3. Orang Malaysia dilarang meninggalkan negara, sementara pembatasan diberlakukan pada masuknya orang bukan kewarganegaraan Malaysia ke Malaysia.
  4. Semua PAUD, sekolah negeri dan swasta, termasuk sekolah asrama, sekolah Internasional, pusat tahfiz serta lembaga pendidikan dasar, menengah dan prauniversitas, serta universitas negeri, swasta, dan pusat pelatihan kejuruan harus ditutup.
  5. Penutupan semua pendidikan tinggi negeri dan swastalembaga (IPT) dan lembaga pelatihan keterampilannasional.
  6. Penutupan semua instansi baik ranah pemerintah dan maupun ranah swasta, kecuali mereka yang terlibat dalam layanan penting.

Pemilihan opsi lockdown ini bukan berarti pilihan yang tidak berisiko dan tidak membawa dampak dalam berbagai sektor kehidupan. Ada beberapa dampak yang disebabkan oleh opsi lockdown ini, dalam sektor ekonomi misalnya, bapak Ali Mahbubi menyampaikan bahwa Bank Sentral Malaysia melaporkan pertumbuhan ekonomi negeri Jiran ini akan tumbuh -2% hingga 0,5%. Bank mengumumkan pengurangan rasio cadangan wajib SRR) sebesar 100 dengan basis poin 2% pada 19 Maret. Selain itu, Bank Dunia telah memangkas tingkat pertumbuhan PDB Malaysia dari4,5% hingga -0,1% pada tahun 2020.Usaha kecil dan menengah (UMKM) di negara ini juga mengumumkan bahwa mereka mengharapkan zero cashflowuntuk tiga bulan ke depan.

Selain dalam bidang ekonomi, bidang sosial juga tidak luput dari dampak Covid-19. Krisis ekonomi yang terjadi berimbas pada krisis sosial. Masyarakat kesulitan akan bahan makanan seperti beras dan lain sebagainya untuk kebutuhkan sehari-hari selama penetapan lockdown. Tidak hanya kekurangan makanan, masyarakat di Malaysia bahkan tidak mempunyai biaya simpanan karena sudah habis dibelanjakan untuk kehidupan hidup selama beberapa bulan terakhir. Selain penduduk domestik Malaysia, ada juga dampak yang dirasakan oleh WNI yang menetap di Malaysia. Beliau mengabarkan ada seorang WNI yang menyerang polisi yangsedang bertugas di Putrajaya, Malaysia. Selain itu, beberapa TKI terpaksa mencuri untuk mengganjalperut yang lapar.

Melihat kondisi tersebut, lantas membuat pemerintah Malaysia memberikan respon yang baik. Dengan slogan “Tidak Ada Golongan yang akan Diabaikan” pemerintah Malaysia mengeluarkan dana sebesar RM 250 Milyar, dimana rician biayanya RM100 Milyar untuk menyokong kegiatan bisnis, RM22 Milyar untuk memperkuat ekonomi dan RM128 Milyar untuk melindungi kesejahteraan rakyat. Paket stimulus ekonomi merupakan perhatian utama pemerintah Malaysia untuk rakyatnya, bahkan tujuan utama pemerintah adalah untuk melindungi rakyat.

Adapun beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19, yaitu :

  1. Tambahan RM1 Milyar kepada Kementerian Kesehatan untuk pembelian peralatan dan peningkatan layanan dalam memerangi Covid-19
  2. Biaya tes rapid hingga RM300 untuk polisi dan pemegang sertifikat medis.
  3. Pembayaran premi yang ditangguhkan untuk keluarga yang terkena dampak selama 3 bulan.
  4. Tunjangan khusus sebesar RM600/bulan untuk dokter dan staf medis mulai 1 April 2020.
  5. Tunjangan khusus sebesar RM200/bulan untuk tentara, polisi, staf bea cukai dan pertahanan sipil mulai 1 April 2020
  6. Bantuan Nasional sebanyak RM1,600 kepada rumah tangga yang memiliki pemdapatan kurang dari RM400 dalam satu bulan
  7. Bantuan Nasional sebanyak RM800 kepada individu yang lajang berusia 21 tahun ke atas dengan pendapatan kurang dari RM200 dalam satu bulan
  8. Bantuan Nasional sebanyak RM250 kepada individu yang lajang berusia 21 tahun ke atas dengan pendapatan RM2,001 hingga RM4,000 dalam satu bulan
  9. Bantuan sebesar RM200 per orang untuk siswa sekolah menengah.
  10. RM25 juta untuk bantuan makanan, perawatan kesehatan dan tempat tinggal, untuk penampungan, pusat bantuan LSM dan Kewirausahaan Sosial.
  11. Pengguhan pembayaran pinjaman selama 6 bulan untuk peminjam di Perbadanan Tabung Pembangunan Kemahiran (PTPK).
  12. Biaya penggantian pendapatan sebanyak RM50 sehari di bawah MySalam untuk golongan B40 yang menjalani masa percobaan.
  13. Pembebasan dari Akun B hingga RP1,500 dari masing-msing penyedia Skema Pensiun Pribadi tanpa pinalti pajak dari bulan April hingga Desember 2020.
  14. Internet gratis untuk semua pelanggan layanan telekomunikasi mulai dari 1 April 2020 selama pelaksanaan lockdown.
  15. Dst

Sebagai pentup acara webinar, bapak Ali Mahbubi memberikan kutipan dari Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin dengan slogan “Setiap Nyawa Berharga”, beliau mengatakan “Saya bertanggungjawab menjaga keselamatan nyawa saudara-saudari. Setiap nyawa adalah berharga. Baik bayi, orang muda, orang dewasa atau warga emas, semuanya bernilai. Kehilngan satu nyawa karena virus ini bukan berarti kehilangan kepada suami, isteri, anak-anak atau keluarga terdekat sahaja, tetapi juga satu kehilangan besar buat negara”.

Selain menyampaikan beberapa materi di atas, para peserta Webinar juga banyak yang menyampaikan pertanyaan dalam sesi diskusi. Berikut adalah bebeapa pertanyaan yang disampaikan partisipan :

  1. Pertanyaan :

Apa strategi bagi Indonesia untuk masa depan dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti ini ?

Jawaban :

Kalau kita belajar dari negara- negara yang lain, yang sukses menghadapi kasus Covid-19 ini termasuk mungkin Malaysia walaupun mungkin belum berhasil namun tidak bisa dikatakan gagal karena jumlah kasus Covid-19 setiap harinya semakin menurun. Mungkin ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, harus ada langkah yang disiplin terkait penerapan PSBB ini tidak hanya bentuknya opsional/ local lockdown untuk wilayah namun harus skala nasiona/ total lokdown. Dan sebaiknya dalam kebijakan lockdown atau PSBB ini sifatnya haruslah top down bukan bottom up. Tidak bisa jika hanya satu wilayah melakukan PSBB sedangkan wilayah lain tidak menerapkan, kalau itu terjadi maka semakin lama wilayah yang tidak terdamapak akan ikut terdampak. Jadi penerapan PSBB ini harus dilakukan secara disiplin dan nasional. Kedua, rapid tes harus dilakukan lebih masif lagi karena bisa jadi seorang sudah membawa virus tanpa diketahui, dia bisa kuat secara imun tapi orang yang rentan akan terdampak. Tes rapid 48 per satu juta orang itu tidak cukup. Bahkan di Malaysia sudah menerapkan system dari rumah ke rumah untuk melakukan rapid tes. Ketiga, negara harus hadir untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat terpenuhi terutama kebutuhan pangan. Jangan sampai krisis kesehatan yang ujung-ujungnya berdampak ke krisis ekonomi akan berdampak ke krisis sosial. Yang ditakutkan dari adanya krisis sosial adalah kelaparan yang mana seseorang yang kelaparan itu bisa melakukan apapun.

  1. Pertanyaan :

Apa yang membedakan negara Malaysia dengan Indonesia dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti ini?

Jawaban :

Di Malaysia kebijakannya adalah lockdown nasional dan memaksa bukan opsional. Rapid tes yang dilakukan pemerintah Malaysia bersifat mafis. Negara juga hadir dan memastikan masyarakat dengan memberikan bantuan dan memastikan bahwa sektor-sektor usaha tetap berjalan dan tidak melakukan PHK pada pegawainya dengan memberikan insentif gaji. Monatorium juga harus dilakukan dengan budaya paksa.

  1. Pertanyaan :

Adakah dalil baik dalam Al-Qur’an maupun hadist yang dapat menghubungkan kita dalam mengahadapi situasi kondisi seperti ini, contohnya pada masa Nabi Yusuf A.S dan Rasulullah SAW?

Jawaban :

Rasulullah SAW pernah melakukan lockdown selama 3 tahun. Sebenarnya istilah lockdown ini bukan istilah yang baru dan yidak berhubungan dengan konsep islam. Selain itu, Rasulullah juga pernah memerintahkan untuk melakukan lockdown dalam hadist beliau, yang mana suatu ketika beliau ditanya oleh seorang sahabat “bagaimana pendapatmu mengenai tho’un atau wabah?” Rasulullah mengatakan bahwa “sesungguhnya tho’un ini adalah azab atau cobaan bagi siapa yany dikehendaki namun rahmat bagi orang yang beriman. Oleh karena itu kalau tho’un datang ke tempatmu maka kamu jangan keluar dari rumahmu dan orang y ang dari luar daerah jangan masuk ke daerahmu.” Jadi kita lari dari qadr Allah yang buruk menuju qadr Allah yang baik. Ada janji yang dikatakan Rasulullah di sini bahwa sesungguhnya orang-orang yang berada di dalam rumah untuk menghadapi lockdown ini dengan sabar, dan tidak ada tujuan lain selain mencari ridho Allah maka pahalanya sama dengan orang yang mati syahid, dan orang yang meninggal karena terkena wabah maka disamakan dengan orang yang meninggal dalam kondisi syahid.

  1. Pertanyaan :

Bagaimana perusahaan di Malaysia menyikapi pekerja buruh yang bekerja di sana?

Jawaban :

Sikap perusahaan terhadap buruh yang berkerja di sana mereka dipotong gaji namun perusahaan tidak boleh memecat para buruh/ tenaga kerja,dan negara memberikan subsidi terhada gaji pada para kam buruh.

  1. Pertanyaan :

Adakah hal negatif di Malaysia yang bisa kita pelajari agar Indonesia tidak melakukan kesalahan yang sama?

Jawaban :

Agar Indonesia tidak melakukan kesalahan yang sama dengan Malaysia. Setiap kebiajkan pasti ada kelemahannya. Dari 97% itu ada 3% yang masih bandel dan yang menyebarkan virus. Bahkan ada orang india yang positif Covid-19 melarikan diri. Banyak juga yang berbohong pada kepolisian jika ditanya ingin pergi kemana.

Sifat disiplin dan terbuka tentang kondisi kesehatannya harus ditanamkan pada setiap orang. Karena sikap disiplin dan jujur tentang kondisi kesehatannya dan kesadaran melakukan self-quarantine akan memutus rantai perkembangan virus covid 19.