Sustainable Circular Economy: Kolaborasi Eco Finance Literacy UIN Sunan Kalijaga dan Kemenko Perekonomian RI

Yogyakarta – Eco Finance Literacy (EFL) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (KKBP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Sustainable Circular Economy". Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten, di antaranya Halimahtusya’diyah, Analis Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK, Dinik Fitri Rahajeng Pangestuti, SE., M.Ak., Pembina Eco Finance Literacy UIN Sunan Kalijaga, dan Aris W. Setiawan, Corporate Social Responsibility Department Head, Bank Syariah Indonesia. FGD ini dipandu oleh Adhitya Ginanjar, Ph.D., Senior Policy Analyst.

Acara dimulai dengan sambutan dari Prof. Dr. Misnen Ardiansyah, S.E., M.Si., Ak., CA., ACPA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya, Prof. Misnen menekankan pentingnya kolaborasi antara Eco Finance Literacy dan Kemenko Perekonomian untuk mempercepat implementasi ekonomi sirkular yang berbasis pada keberlanjutan. Ia juga berharap kolaborasi ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat secara luas.

Sambutan kedua disampaikan oleh Bambang Purwadi Nugroho, S.H., M.H., Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, yang menyoroti urgensi kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan sektor industri dalam mengatasi masalah lingkungan melalui penerapan ekonomi sirkular. “Kolaborasi ini adalah langkah yang sangat positif dalam menemukan solusi bersama untuk mengatasi masalah lingkungan, sehingga implementasi ekonomi sirkular dapat berjalan dengan optimal,” ujar Bambang.

FGD ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting, antara lain perlunya regulasi yang lebih kuat untuk mendukung penerapan ekonomi sirkular dan pembiayaan hijau. Regulasi seperti prinsip keberlanjutan, pasar thematic bond, dan sukuk yang diatur oleh OJK diharapkan dapat mempercepat pembiayaan hijau, meskipun tantangan utama seperti kurangnya pemahaman masyarakat dan pelaku usaha masih perlu diatasi. Selain itu, literasi keuangan berbasis keberlanjutan juga dianggap penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengenai pentingnya mendukung ekonomi sirkular.

Inovasi teknologi, seperti Reverse Vending Machine (RVM) yang diperkenalkan oleh Bank Syariah Indonesia (BSI), juga menjadi contoh konkret dari pendekatan kreatif untuk melibatkan masyarakat dalam upaya mendaur ulang limbah plastik. Inovasi ini memberikan insentif menarik yang diharapkan dapat mendorong partisipasi lebih luas dalam ekonomi sirkular.

Dengan terlaksananya FGD ini, diharapkan kolaborasi lintas sektor antara akademisi, pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat dapat terus berkembang. Kolaborasi tersebut menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan, terutama di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang diharapkan menjadi pusat pengembangan konsep ekonomi sirkular di Indonesia.

(Redaksi)