Yogyakarta
— Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
UIN Sunan Kalijaga kembali menyelenggarakan Sekolah Pasar Modal (SPM) bekerja
sama dengan OSO Sekuritas dan Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI)
Yogyakarta pada Jumat, 17 Oktober 2025. Berbeda dari penyelenggaraan rutin
sebelumnya, kegiatan kali ini digelar langsung di Gedung BEI Yogyakarta mulai
pukul 13.00 WIB dan terbuka untuk umum.
Biasanya,
kegiatan SPM berlangsung setiap hari Sabtu di lingkungan kampus FEBI dan hanya
diperuntukkan bagi anggota KSPM. Namun, pada kesempatan ini, Ketua Umum KSPM
FEBI, M. Rinaldi, mengambil inisiatif membuka kegiatan bagi mahasiswa
lintas fakultas di UIN Sunan Kalijaga, bahkan diikuti juga oleh peserta dari
luar kampus, seperti Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Lebih dari 50 peserta
hadir, berasal dari beragam latar belakang disiplin ilmu, antara lain Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultal Syariah dan Hukum, dan berbagai perguruan
tinggi di Yogyakarta.
Acara
dimulai dengan kuis interaktif seputar literasi keuangan dan pasar modal yang
menciptakan suasana santai, kompetitif, dan edukatif. Setelah itu, kegiatan
dibuka secara resmi oleh Ketua KSPM FEBI, M. Rinaldi, yang dalam sambutannya
menyampaikan, “Sekolah Pasar Modal ini kami hadirkan bukan hanya untuk
belajar teori, tetapi untuk membuka mata generasi muda agar memahami pentingnya
investasi, disiplin finansial, dan keberanian mengambil peluang di pasar
modal.”
Berikutnya,
Pembina KSPM FEBI UIN Sunan Kalijaga, Alex Fahrur Riza, S.E., M.Sc.,
memberikan sambutan yang memotivasi. “Pasar modal bukan hanya milik ekonom
atau praktisi keuangan. Semua mahasiswa bisa belajar, asalkan mau memulai.
Jangan tunggu lulus untuk belajar investasi—mulailah dari sekarang, dari tempat
ini, dari kesempatan yang ada,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi langkah
KSPM yang berani memperluas jangkauan edukasi hingga melibatkan masyarakat
kampus yang lebih luas.
Perwakilan
BEI Kantor Yogyakarta, Dwi Rahmadi Nur Fathoni, turut memberikan
apresiasi atas antusiasme mahasiswa dan komitmen KSPM dalam mengembangkan
literasi pasar modal. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat memperkuat
kolaborasi antara perguruan tinggi dan industri keuangan.
Sesi
inti kegiatan diisi oleh Wahyu Sukohartanto, narasumber dari OSO Sekuritas,
yang membawakan materi “Analisis Fundamental dan Teknikal sebagai Strategi
Investasi.” Dalam pemaparannya, ia menjelaskan perbedaan mendasar antara
kedua pendekatan tersebut. Analisis fundamental berfokus pada kondisi
perusahaan, laporan keuangan, dan prospek bisnis, sedangkan analisis teknikal
melihat pola grafik harga serta volume transaksi untuk membaca momentum pasar.
Sesi
berjalan sangat interaktif. Peserta aktif mengajukan pertanyaan, mulai dari
strategi membaca tren pasar, indikator teknikal populer seperti RSI dan MACD,
cara menghindari fear of missing out (FOMO), hingga bagaimana memulai
investasi yang bijak di era digital. Antusiasme tetap tinggi hingga sesi tanya
jawab berakhir.
Acara
ditutup dengan sesi dokumentasi bersama dan pesan motivasi dari narasumber
serta pihak BEI. Mahasiswa diajak untuk tidak hanya berhenti pada pemahaman
teoretis, tetapi juga menerapkannya secara bijak dan bertanggung jawab melalui
praktik investasi yang rasional, etis, dan sesuai prinsip syariah.