Pendakwah Milenial, Habib Husein Ja'far Al -Hadar Ingatkan Tugas Seorang Muslim Sebagai Intelektual

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menyelenggarakan Talkshow Nasional pada hari Sabtu, 14 November 2021 sebagai kegiatanterakhir Febillionaire 7th. Pada sesi pagi hari menghadirkan pembicara Ismail Pakaya dari Kementerian Tenaga Kerja dengan mengusung tema “Membangun Mental Ekonomi Kreatif”. Beliau menjelaskan struktur ketenagakerjaan Indonesia per Agustus 2021. Pengangguran per Agustus menurun sebesar 1.67 juta orang. Menjelaskan tentang empat komponen dampak covid-19 terhadap penduduk usia kerja. Banyak orang yang menganggur karena covid-19. Dan dengan adanya ekonomi kreatif banyak menyumbang dalam PDB Indonesia sepanjang 2020. Indonesia juga merupakan negara yang memprakarsai kreatif ekonomi PDB dunia.

Lebih lanjut, Beliau menjelaskan terdapat 13 sub sektor ekonomi kreatif, yaitu struktur lapangan pekerjaan, paling dominan adalah pertanian. Pariwisata dan ekonomi kreatif totalnya melebihi struktur sektor pertanian. Kemudian tantangan yang berkaitan dengan SDM di Indonesia dan peluang yang berkaitan dengan SDM di Indonesia. Ada jenis-jenis pekerjaan baru, bonus demografi, pembangunan dalam pemerintahan yaitu pembangunan nasional. Kementrian ketenagakerjaan juga melakukan pelatihan vokasi. Keunggulannya yaitu durasi singkat, pra kerja, input peserta tidak terbatas, inklusif berorientasi pada keutuhan, kewirausahaan dan produktivitas, fleksibel, SDM pengajar tersedia dari praktisi dunia usaha. Penting bagi Kemnaker untuk melaksanakan pelatihan kerja ini.

Talkshow Nasional dilanjutkan pada siang hari dengan menghadirkan pendakwah milenial yaitu Habib Husein Ja'far Al -Hadar. Beliau menjelaskan tugas seorang muslim adalah menjadi seorang menjadi intelektual. Pegangan muslim adalah iqra jadi harus membaca. Untuk kemudian dia bisa survive untuk tantangan hidup yang ia miliki. Tanpa ilmiah amalan akan terasa hambar. Ilmu harus Amaliah, jika punya ilmu harus diamalkan. Fungsi amal yaitu untuk perbaikan untuk diri kita. Seorang muslim tidak dilarang untuk membaca apapun. Dalam Islam diajarkan perbedaan intelektualitas masyarakat barat dan masyarakat muslim. Apa saja yang membedakan intelektualitas tradisi muslim dan barat secara umum? Dalam tradisi barat, intelektualitas ada 4 hal yaitu yang pertama ontologi dari mana sumber ilmunya, kedua epistemologi yaitu sumber ilmuwanya, ketiga aksiologi yaitu kegunaan, dan yang terakhir adalah metodologi yaitu caranya saja.

Dalam intelektualitas Islam sumber ilmu pengetahuan itu bukan hanya bersifat indrawi, tapi ghaib juga bisa menjadi objek ilmu pengetahuan. Sumber pengetahuan tradisi barat bersifat di alam semesta atau yang berada di dalam manusia sendiri. Sedangkan dalam islam ada yang ilmu yang didapatkan dari nash-nash yang diterima oleh umat Islam. Filsafat sumbernya tidak dipermasalahkan. Konteks of discovery, terserah dalam mencari ilmu. Jika teori diuji itu valid tidak akan dipermasalahkan. Tujuan dari ilmu pengetahuan jika barat menyebut bebas value. Dalam Islam ilmu harus berkhidmat bermanfaat bagi orang lain, tidak boleh digunakan untuk kejahatan. Metodologi tradisi barat melalui penelitian-penelitian, sedangakan dalam Islam bisa melalui Sunnah Sunnah Islam ,atau pengalaman langsung.

Ilmu pengetahuan bersifat bisa bergerak. Di era digital segala sesuatu berubah. Zamannya sudah berubah diera digital ini karena teknologi yang berkembang pesat. Misalnya buku yang di podcast kan. Transformasi dibidang digital ini perlu persiapan-persiapan untuk menyiapkan intelektualitas dalam perubahan zaman.

Kemudian beliau berpesan untuk jangan meninggalkan Islam dalam mengejar tranformasi ini. Maka zamanlah yang tunduk pada nilai-nilai Islam. Jangan sampai nilai Islam dan iman menghalangi tranformasi. Karena Islam tidak membatasi perkembangan ini. Terus menumbuhkan kreativitas, sumber ada 2 yaitu dari dalam diri sendiri dan riset. Solutif, jangan menjadi inklusif. Dan yang terakhir adalah terus berkolaborasi.

Sebelum penutupan ada pengumuman pemenang dari lomba-lomba yang diadakan. Dan juga ada sambutan penutup oleh ketua pelaksana yaitu Siti Ngaropah dan juga Waffiqna Liniyyatil Khair selaku wakil ketua DEMA sebagai penanggung jawab dari kegiatan Febillionaire 7th ini. Mereka menyampaikan banyak terimakasih kepada para panitia, kepada pihak-pihak yang terlibat, narasumber dan moderator yang sudah meluangkan waktu untuk mengisi, memeriahkan dan menyukseskan acara ini, dan juga disampaikan terimakasih untuk media partner yaitu kabarbaru.co karena telah bekerjasama dalam keberlangsungan acara ini juga. Kemudian Waffiq menambahkan harapan semoga semua pihak yang terlibat bisa terus bekerjasama kedepannya dan Febillionaire di tahun-tahun berikutnya bisa lebih baik dan lebih keren.