Triwulan II 2019, Ekonomi Syariah Indonesia Tumbuh Hampir 5 Persen.

Pertumbuhan ekonomi global masih terus mangalami perlambatan, terutama dipengaruhi oleh hubungan dagang antara AS dan Tiongkok yang tak kunjung membaik. Hal ini turut mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia yang tumbuh 5,05 persen pada Triwulan II 2019. Dari sisi defisit transaksi berjalan, kondisinya diperkirakan membaik, dipengaruhi oleh permintaan impor yang menurun sejalan dengan penyesuaian ekonomi domestik yang belum kuat. Lalu dari cadangan devisa terlihat meningkat, pada Agustus 2019 posisi cadangan devisa sebesar 126,4 miliar dolar AS lebih besar daripada Juli 2019 sebesar 125,9 miliar dolar AS. Selain itu kondisi yang lain, terjadi penguatan rupiah, inflasi terkendali, stabilitas keuangan tetap terjaga, begitu juga ketahanan modal dan likuditas perbankan, dan kinerja pasar keuangan yang membaik.
Demikian seperti disampaikan oleh Rifki Ismail MA., Ph.D., ketika memberikan materi dalam acara Studium General Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Sunan Kalijaga. Acara tersebut diselenggarakan pada Selasa (15/10) bertempat di Gedung Prof. Amin Abdullah Multipurpose UIN Sunan Kalijaga. Nampak hadir Dekan FEBI, Dr. H. syafiq Mahmadah Hanafi, M.Ag., para Wakil Dekan, Kaprodi Sekprodi, Kabag dan Dosen-dosen serta Mahasiswa FEBI UIN Sunan Kalijaga. Tema yang diambil pada kesempatan ini adalah Macroeconomic Outlook on Islamic Economics, Monetary, Banking, and Payment System in Indonesia.
Rifki melanjutkan bahwa ekonomi syariah telah menjadi sumber pertumbuhan ekonomi global yang baru, negara-negara yang terlibat didalamnya antara lain Malaysia, Inggris, Arab Saudi, UEA, bahkan sampai Brazil, Australia, Jepang, Korea, Thailand, dan Tiongkok. Secara umum, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat ke 10 sebagai pemain utama dalam kancah ekonomi syariah global. Padahal Indonesia merupakan pasar terbesar bagi pertumbuhan industri halal, oleh karena itu dibutuhkan strategi komprehensif untuk mewujudkan potensi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan baru perekonomian nasional.
“Perkembangan ekonomi syariah selama Triwulan II-2019 ditandai dengan pertumbuhan aktivitas usaha syariah yang mencapai 4,99% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh sektor pertanian yang kembali memberikan kontribusi yang tinggi (0,78%) terhadap pertumbuhan tahunan total aktivitas usaha syariah”, ungkap Suhaedi.
Dalam rangka menumbuhkan ekonomi syariah tersebut, Bank Indonesia telah melakukan implementasi Program Eksyar 2019, diantaranya melalui Program penguatan ekonomi syariah dengan pengembangan ekosistem Halal Value Chain, Program pengembangan kelimuan dan kampanye EkSyar, Program pengembangan pasar keuangan syariah, baik untuk pembiayaan infrastruktur, kerjasama dengan forum internasional, maupun pengembangan yang berbasis sosial. Apalagi beberapa waktu lalu telah terbentuk komite khusus ekonomi syariah yaitu Komite Nasional Keuangan syariah (KNKS) sehingga harapannya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia menjadi semakin terintegrasi.