FEBI UIN Sunan Kalijaga Sukses Selenggarakan Rangkaian Kegiatan ICIFB

Impact investment cukup mendapatkan respon yang positif di dunia akhir-akhir ini. Di samping karena investasi tersebut memang menguntungkan, juga menjadi menarik karena investasi memasukkan unsur pencegahan terhadap dampak negatif atas dimensi sosial dan lingkungan. Indonesia dalam hal ini menjadi salah satu negara target pasar investasi terbesar di Asia Tenggara, namun permasalahan klasik yang dihadapi selalu sama. Pertama investasi selalu tergantung pada aliran modal dari luar negeri, dan kedua investor dari dalam negeri masih tergolong minim. Lalu bagaimana peran sektor keuangan Islam dan bank syariah dalam menghadapi permasalahan ini?

Dalam rangka membahas permasalahan tersebut, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga menyelenggarakan International Conference on Islamic Finance and Banking (ICIFB) bertempat di Shapir Hotel Yogyakarta dan Teatrikal Lantai 5 FEBI, pada Rabu – Jumat (09-11/10). Tema yang diambil pada kesempatan ini adalah ‘Impact Investment, Islamic Finance and Banking: Opportunity and Challenge’. Secara umum, penyelenggaraan ICIFB kali ini terbagi menjadi empat agenda besar yaitu, Seminar International, Konferensi Internasional, Talkshow, dan Konsorsium Dekan-Dekan FEBI PTKIN. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dari Prodi Perbankan Syariah dan Manajemen Keuangan Syariah FEBI UIN Sunan Kalijaga.

Seminar Internasional Menghadirkan Pembicara dari Jepang, Malaysia, dan Indonesia

Agenda pertama pada perhelatan ICIFB diawali dengan penyelenggaraan seminar internasional pada Rabu (09/10) bertempat di Teatrikal Lantai 5 FEBI dengan menghadirkan pembicara dari tiga negara, yaitu Jepang, Malaysia dan Indonesia. Adalah Prof. Hajime Kamiyama (Faculty of Economics, Kushiro Public University of Economics, Jepang), Assoc. Prof. Dr. Mohamed Asmy Bin Mohd Thas Thaker (Kulliyyah of Economics and Management Sciences, Internationa Islamic University Malaysia), Saidurrahman & Saparuddin Siregar (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara), dan Abdul Qoyyum, SEI., M.Sc.Fin.

Nampak hadir membuka acara, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., dengan menyampaikan bahwa permasalahan ekonomi Islam sebenarnya tidak hanya berkutat pada pengharaman transaksi riba saja. Masih banyak hal-hal yang perlu dikaji menggunakan perspektif ekonomi islam, salah satunya adalah investasi yang menjadi tema pada seminar internasional ini. Oleh karena itu pihaknya mendukung penuh upaya-upaya akademik dalam rangka meningkatkan pengetahuan keislaman, kontribusi penyelenggaraan seminar internasional ini sangat besar, tidak hanya bagi pendidikan saja, tetapi juga perkembangan keilmuan ekonomi islam secara umum.

Sementara itu pemateri pertama, Hajime Kamiyama, menjelaskan bahwa posisi perkembangan keuangan Islam saat ini di negara-negara timur tengah cukup pesat. Pihaknya juga menjelaskan mengapa keuangan islam begitu diminati, salah satu alasan teoritis yang paling bisa diterima adalah karena bebas dari bunga (interest). Kemudiam Mohamed Asmy menambahkan tentang impact investment itu sendiri yang banyak memberikan dampak positif bagi sektor-sektor seperti disability, aged care, health, unemployment, affordable housing, dan early childhood. Dilanjutkan dengan materi dari Saidurahman dan Saparudin Siregar serta Abdul Woyyum yang masing-masing menjelaskan tentang model zakat wakaf di UIN Sumatera Utara dan isu-isu pasar modal yang ramah lingkungan.

ICIFB dan Talkshow Manajemen Keuangan Haji di BPKH

Agenda berikutnya adalah ICIFB (International conference on Finance and Banking) yang digelar pada Kamis (10/10) bertempat di Hotel Saphir Yogyakarta. Konferensi ini diikuti oleh peserta dari berbagai macam latar belakang, dengan mengambil batasan pembahasan pada tema-tema seperti Islamic Economics and Business, Islamic Banking, Islamic Finance, Financial Technology, Impact Investment, Sustainable Development Goals, Political Economy, Halal Industry, dan Islamic Philanthropy.

Setelah itu agenda dilanjutkan dengan penyelenggaraan Talskhow tentang Menajemen Pengelolaan Keuangan Haji di Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang mengadirkan pembicara Muhammad Akhyar Adnan (Supervisory Board Member of BPKH) dan Syafiq Mahmadah Hanafi (Dekan FEBI UIN Sunan Kalijaga). Dalam materinya Akhyar Adnan menjelaskan bahwa BPKH memiliki tugas dan wewenang untuk mengelola keuangan haji yang terdiri dari penerimaan, pengembangan, dan pengeluaran serta memastikan akuntabilitas aspek keuangannya. Pihaknya menambahkan bahwa BPKH memiliki target pada tahun 2022 manfaat yang diterima dari program pengelolaan keuangan haji bisa mencapai 9.75 Triliun Rupiah.

Konsorsium Dekan FEBI PTKIN: Sistem Pendidikan Harus Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Perhelatan ICIFB akhirnya tiba pada agenda terakhir yaitu Konsorsium Dekan-dekan FEBI pada Perguruan tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Dengan mengambil tempat di teatrikal Lantai 5 FEBI pada Jumat (11/10), agenda ini diikuti oleh lebih dari lima puluh staf dekanat dari tujuh belas PTKIN di seluruh Indonesia.

Diskusi menarik terjadi ketika acara konsorsium tersebut berlangung, pembahasan utamanya adalah penyiapan sistem pendidikan terutama terkait dengan ekonomi dan bisnis Islam dalam rangka menghadapi era revolusi industri 4.0 yang saat ini telah mendisrupsi sektor-sektor penting ekonomi dan bisnis. Disamping itu upaya penyiapan sistem pendidikan tersebut ternyata juga berbarengan dengan implementasi penggunaan 9 kriteria penilaian akreditasi perguruan tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Siap maupun tidak siap perguruan tinggi telah masuk pada era ini, sehingga upaya menuju kesana sudah harus disiapkan sejak sekarang.